R U M A H

menghadirkan informasi dan inspirasi memilih rumah yang tepat sesuai kebutuhan dan karakter

E K S T E R I O R

memberikan inspirasi estetik berkarakter bagi tampilan rumah anda

I N T E R I O R

kreasi tak terbatas bagi ruang dalam untuk mendukung aktivitas dan ekspresi yang beragam.

T A M A N dan L I N G K U N G A N

keramahan dan kesejukan taman untuk kenyamanan tempat tinggal.

F U R N I T U R

ragam kreasi furnitur yang memberikan dukungan interior yang pas dan apik.

Tuesday, February 9, 2010

Evolusi Batu Bata

RUMAH tinggal pada umumnya menggunakan batu bata sebagai dasar rangka dinding. Namun, apakah Anda sudah cukup mengenal material satu ini sehingga bisa memilih yang terbaik?

Batu bata merah dulu dan yang sekarang sudah sangat berbeda, baik dari sisi kekuatan maupun ukurannya. Selain semakin getas, dimensinya pun semakin lama semakin menyusut. Semua itu memang saling berkaitan, entah karena alasan biaya produksi yang kian tinggi atau harga jual yang harus semakin ditekan.

"Jika dilihat dari jenisnya, batu bata terdiri atas jenis bata tanah liat atau lempung, bata pasir kapur, dan bata mortar. Sedangkan dari segi pembuatannya, ada batu bata merah konvensional dan bata press," sebut arsitek Andi Haryadi.

 


"Batu bata merah konvensional teksturnya kasar, tidak rapi, dan kadar kekerasannya tergantung pada kualitas bahan serta teknik pembakarannya. Bata jenis inilah yang agak sulit dipertanggungjawabkan ukuran dan kekuatannya. Sedangkan bata press teksturnya lebih halus, ukurannya sama dan kekerasannya lebih baik. Warna bata juga akan tergantung dari jenis tanah liat yang digunakan serta lama proses pembakarannya," ucap Andi.

Dari segi aplikasi, bata merah konvensional biasanya digunakan untuk konstruksi dinding dengan plesteran biasa karena kekurangan dari jenis bata ini bisa dengan mudah ditutupi lapisan semen. Sedangkan batu bata press sering diaplikasikan tanpa lapisan penutup atau yang lebih sering kita kenal dengan bata ekspos.

"Salah satu jenis bata press adalah bata kuo shin yang biasa digunakan untuk bahan pagar. Jenis bata ini sebenarnya sudah melalui uji kelayakan sehingga mutunya dapat dipertanggungjawabkan. Kadang setiap kasus memang harus dilihat dulu penyebabnya. Apakah karena teknik pemasangannya kurang sempurna atau ada hal-hal lain yang kurang sesuai," papar Andi.
Salah satu kelebihan menggunakan bata press sebagai bata ekspos adalah, bata ini memang cenderung tahan lama atau awet. Ukurannya pun presisi, tetapi sebagian orang menilai sisi artistiknya kurang karena terkesan kaku dan kurang alami. Wajar saja, ini karena produk tersebut dihasilkan oleh mesin sehingga cenderung tipikal dan kurang berseni.Namun, Anda jangan khawatir, karena hal ini dapat diatasi dengan teknik penyusunannya. Jika menggunakan teknik konvensional memang akan cenderung monoton dan kurang artistik.

Trik untuk menyiasatinya adalah dengan membuat alur-alur di setiap ketinggian 50 cm. Susunannya setengah bata atau menyusun setengah bata dengan posisi tegak. Kombinasi susunan ini bisa bervariasi asal tetap mempertimbangkan kekuatan batu bata dan dalam posisi tetap berselang-seling.

"Tapi, jika Anda ingin tetap menggunakan batu bata merah konvensional agar tampilan dinding tetap terlihat berseni, kombinasi susunan seperti di atas bisa juga diterapkan selain teknik pemasangan. Memang sih tidak semua tukang bisa mengerjakan bata ekspos ini karena butuh ketelitian dan ketekunan yang sangat tinggi. Apalagi setengahnya merupakan pekerjaan seni," ujar Andi.

Untuk menyiasati tekstur bata yang tidak rata,di sini teknik pemasangan sangat berperan penting. Material yang terlalu tebal atau tebal-tipisnya tidak beraturan akan membuat tampilan dinding ekspos ini jadi terkesan kumuh atau seperti rumah setengah jadi.

Bata ekspos juga cukup rentan terhadap jamur. Karena itu, secara berkala lakukanlah pelapisan (coating) dengan cairan khusus yang dapat melindungi batu bata dari kelembapan dan jamur. Sedikitnya lakukan dua kali pelapisan setelah pemasangan dan bisa diulangi secara berkala, misalnya tiga bulan sekali sehingga tampilan dinding tetap bagus serta tidak mudah rusak terkena pergantian cuaca.

"Akan lebih baik lagi jika dinding bata ekspos terlindungi dari cuaca langsung,seperti digunakan pada bagian interior saja atau teras yang memiliki atap pelindung. Hujan dan panas matahari langsung kurang lebih bisa memengaruhi warna serta tampilan bata," sebut Andi.(Koran SI/Koran SI/nsa).


Courtesy : lifestyle.okezone.com

Batu Bata atau Batako

Bilamana anda akan membangun rumah, tentunya akan terlintas pikiran pakai batu bata atau batako ya?
Untuk menjawab pertanyaan itu maka baiknya kita lakukan perbandingan kelebihan dan kekurangan dari masing masing material tersebut:

batu-bata-atau-batako

  • Seperti kita ketahui, batako lebih kuat dibandingkan bata merah. Mengapa? karena dimensi batako lebih besar daripada bata merah dan disamping itu batako mempunyai rongga, terkecuali bila rongga tersebut diisi semen atau batako press.
  • Bata merah memiliki sifat menahan panas yang lebih bagus dibandingkan batako sehingga bangunan dengan bata merah tidak sepanas batako.
  • Bata merah lebih mahal atau lebih memakan biaya baik dari sisi material maupun dari waktu pasang.
    • Bila tidak diplester maka batako memberikan visual dinding yang lebih rapi dibanding bata merah. Tetapi bila memang sengaja tidak diplester untuk memberikan kesan seni, bata merah bisa memberikan hasil yang lebih artistik natural karena warna merah tanahnya.
    • Didalam opini masyarakat terdapat pendapat bahwa batako adalah bahan bangunan kelas dua sehingga membuat nilai jual kembali rumah yang dibangun dengan bahan batako menjadi lebih rendah.
    Apa kesimpulannya? Terserah anda sebagai pemilik rumah, apakah akan membangun memakai batu bata ataukah batako...


    Courtesy: www.citraindahrumahku.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...